Menepis Stigma IPK Rendah Mahasiswa Indonesia di Turki: IPK Tinggi, Kenapa Tidak?!

 

Dalam 5–7 tahun terakhir, kedatangan mahasiswa Indonesia ke Turki mengalami peningkatan drastis. Peningkatan ini juga bersamaan dengan tantangan bagi mahasiswa Indonesia yang datang ke Turki untuk menempuh pendidikan. Oleh karena itu, tulisan ini ingin menunjukkan bahwa meskipun terdapat tantangan yang dihadapi, prestasi dalam akademik bukan hal mustahil bagi mahasiswa Indonesia di Turki.

Fenomena ini merupakan bagian dari strategi politik luar negeri Turki untuk memperluas pengaruhnya di lingkup global, termasuk melalui sektor pendidikan. Peningkatan mahasiswa internasional ini tidak hanya berasal dari Indonesia saja, namun juga berasal dari negara lain yang ramai datang ke Turki untuk menempuh pendidikan di negara dua benua ini.

Pemerintah Turki sejak tahun 2012 telah membuka pintu bagi mahasiswa internasional melalui program beasiswa YTB (Yurtdışı Türkler ve Akraba Topluluklar Başkanlığı), yang kemudian diikuti oleh beasiswa dari yayasan wakaf keagamaan TDV (Türkiye Diyanet Vakfı), kampus, hingga lembaga swasta. Tujuannya bukan hanya untuk menarik mahasiswa asing, tetapi juga menjadikan mereka duta tidak langsung yang mempromosikan pendidikan dan budaya Turki di negara asalnya, salah satunya Indonesia.

Hal ini terlihat jelas dengan jumlah mahasiswa Indonesia di Turki sekarang telah mencapai 5.000–6.000 mahasiswa dari berbagai jenjang SMA, sarjana, magister, hingga doktoral. Pelajar Indonesia di Turki masih didominasi oleh mahasiswa jenjang sarjana dilansir dari data PPI Turki. Penyebaran mahasiswa Indonesia di Turki juga merata di beberapa kota Turki yang terdiri dari 18 PPI wilayah, mulai dari AÄŸrı di ujung timur hingga Kırklareli di barat.

Namun, mahasiswa Indonesia menghadapi berbagai tantangan dalam menjalani kehidupan di kampus maupun di lingkungan tempat tinggal. Mulai dari adaptasi makanan, budaya, iklim, hingga sistem akademik yang berbeda. Kendala terbesar yang kerap disebutkan adalah bahasa. Bahasa Turki, dengan struktur tata bahasa yang kompleks dan sistem imbuhan yang khas, menjadi hambatan utama dalam memahami materi perkuliahan.

Sumber: Kumparan.com

Berdasarkan diskusi yang dilakukan oleh mahasiswa Indonesia di Turki dalam berbagai forum, seperti Model Indonesia Parliament (MIP) Konya 2023, Leader Board Conference (LBC) Trabzon 2024, dan diskusi lainnya di PPI wilayah, mayoritas mahasiswa Indonesia di Turki sepakat bahwa permasalahan bahasa menjadi salah satu faktor penghambat utama proses pembelajaran di kampus.

Ironisnya, dari masalah-masalah ini muncul normalisasi terhadap hal-hal seharusnya tidak dianggap wajar. Misalnya beberapa anggapan yang berkembang di antara mahasiswa Indonesia yaitu:

-    “IPK rendah mahasiswa Indonesia di Turki adalah hal yang lumrah karena memang sulit kuliah di sini”,

-    “Gagal dalam beberapa mata kuliah itu biasa aja kok”,

-    Yaa, paling nanti juga bakal uzatma (perpanjangan masa kuliah)”,

-    “Pokoknya yang penting lulus mata kuliahnya, ga perlu berapa nilainya, yang penting geçti (lulus) aja lah”,

-    “Daripada pusing belajar, lebih baik kerja, bisa langsung dapat uang”,

dan stigma buruk lainnya yang mulai ‘dinormalisasi’ oleh beberapa mahasiswa Indonesia di Turki.

Penulis sendiri mengakui bahwa bahasa Turki bukan bahasa yang mudah karena struktur kalimat yang jauh berbeda dengan bahasa Indonesia, tata bahasa yang memiliki kompleksitas rinci, dan sistem imbuhan yang beragam, dan saling terikat antar imbuhan. Akan tetapi, apakah memang tidak ada jalan keluar untuk masalah ini? Apakah memang mahasiswa Indonesia hanya bisa mendapatkan IPK rendah? Atau, apakah memang mahasiswa Indonesia di Turki tidak punya kesempatan untuk berprestasi di bidang akademik di Turki? Menurut observasi penulis, jawabannya adalah “Tidak”. Karena mahasiswa Indonesia juga punya kesempatan untuk berprestasi di bidang akademik di Turki.

Faktanya, banyak mahasiswa Indonesia di Turki yang justru mampu membuktikan prestasi luar biasa dan menepis stigma buruk itu tidak benar. Beberapa di antaranya bahkan menjadi lulusan terbaik di kampus masing-masing. Sebut saja:

1.Kayla Shevadena yang berhasil menjadi fakülte birincisi (wisudawati terbaik fakultas) dan bölüm birincisi (wisudawati terbaik jurusan) 2024 di Fakultas Ilmu Sosial, Jurusan Ekonomi, Universitas Ankara Yildirim Beyazit.

2.Haryono yang berhasil menjadi fakülte ikincisi (wisudawan terbaik kedua fakultas) dan bölüm birincisi (wisudawan terbaik jurusan) 2021 di Fakultas Ilmu Ekonomi dan Administrasi, jurusan Manajemen, Universitas Selcuk, Konya

3.Riska Delvia Al-Wahid yang berhasil menjadi fakülte dördüncüsü (wisudawati terbaik keempat di fakultas) dan bölüm birincisi (wisudawati terbaik jurusan) 2024 di Fakultas Ilmu Sains, Jurusan Fisika, Universitas Sivas Cumhuriyeti.

4.Fathimah Azzahra yang berhasil menjadi bölüm birincisi (wisudawati terbaik jurusan) 2023 di Jurusan Teknik Mesin dan Teknologi Pertanian, Universitas Selcuk, Konya.

5.Muthia Nur Amalina yang berhasil menjadi Bölüm İkincisi (wisudawati terbaik kedua jurusan) 2024 di Jurusan Teknik Geofisika, Universitas Istanbul

Selain lima nama tersebut, masih ada beberapa alumni mahasiswa Indonesia di Turki yang memiliki prestasi di bidang akademik, bahkan sampai juara di kompetisi bergengsi internasional di Turki: TEKNOFEST. Mereka adalah putra-putri asli Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di Turki; Ammar Abdurrauf (Universitas Marmara), Lina Zulaikah (Universitas Teknik Istanbul), dan Muhammad Abdan Syakura (Universitas Kocaeli) , mereka berhasil mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia dengan sukses meraih medali perak di salah satu kategori lomba di TEKNOFEST 2024 Adana, Turki.

Prestasi ini membuktikan bahwa mahasiswa Indonesia di Turki memiliki potensi besar untuk bersaing secara global. Tantangan bahasa dan budaya memang nyata, namun bukan alasan untuk menurunkan standar capaian akademik. Justru, keberadaan mereka yang telah membuktikan bahwa mereka juga dapat menjadi mahasiswa terbaik di jurusan, bahkan di fakultas seharusnya menjadi kesempatan untuk menyerap nilai-nilai keilmuan dan kontribusi nyata bagi bangsa.

Hal ini menjadi sangat penting karena diaspora Indonesia di Turki atau alumni Turki harus memberikan warna baru di Indonesia dengan pemikiran-pemikiran otentik Turki yang pernah menjadi pusat peradaban dunia, sehingga dapat memberikan kontribusi dalam mewujudkan cita-cita bangsa: Indonesia Emas 2045.

Melalui berbagai tantangan, mahasiswa Indonesia telah membuktikan kemampuannya untuk unggul secara akademik. Prestasi yang ditorehkan bukanlah pengecualian, tetapi bukti bahwa dengan usaha dan dukungan yang tepat, mahasiswa Indonesia di Turki mampu bersaing di kancah global. 

Maka, pertanyaannya sekarang, mahasiswa Indonesia di Turki berprestasi dalam akademik, kenapa tidak?!




Penulis: Muhammad Yusril Anam

Editor: Muhammad Faiz Baihaqi

 


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak