Telepon Diplomatik Erdoğan : Langkah Turki dalam Situasi Panas Iran-Israel Penjajah


Pada dini hari, Jumat 13 Juni 2025, langit Iran bergemuruh. Kali ini bukan karena latihan militer, tetapi karena lebih dari 300 peluru kendali, puluhan drone, dan 200-an jet tempur Israel Penjajah menyerbu berbagai titik vital di Iran. Operasi ini dikenal dengan nama sandi Operation Rising Lion, yang oleh banyak pengamat disebut sebagai salah satu serangan udara terbesar Israel Penjajah dalam dua dekade terakhir.

Targetnya bukan sembarangan: kompleks nuklir Natanz dan Fordow, pusat riset pertahanan udara, pangkalan Garda Revolusi Iran (IRGC), hingga fasilitas peluncuran rudal jarak jauh. Meski pertahanan udara Iran menangkis sebagian serangan, ledakan besar tetap terdengar di Isfahan, Qom, dan Teheran selatan.

Source: bbc.com

Laporan resmi Iran menyebut 78 orang tewas, sementara 322 lainnya luka-luka. Tak hanya warga sipil dan tentara, sejumlah tokoh penting Iran juga tewas dalam serangan itu, termasuk:

  • Hossein Salami: Komandan tertinggi IRGC
  • Amir Ali Hajizadeh: Kepala pasukan Dirgantara IRGC
  • Mohammad Baqeri dan Gholam Ali Rashid: Jendral strategis dan penasihat militer senior
  • Fereydoun Abbasi: Mantan kepala organisasi energi atom Iran
  • Mohammad Mehdi Tehranchi: Fisikawan nuklir dan penasihat riset negara.

Serangan ini memicu respons langsung Iran pada malam yang sama. Iran meluncurkan lebih dari 150 rudal balistik dan 100 drone ke berbagai titik di kota Yerusalem dan Tel Aviv, Israel Penjajah. Setidaknya 9 warga sipil Israel Penjajah tewas, dan lebih dari 100 orang luka-luka, menurut laporan resmi dari The Jerusalem Post dan AP.

Telepon Erdoğan: Pilar Diplomasi Turki

Menanggapi eskalasi besar ini, Presiden Recep Tayyip Erdoğan melakukan langkah cepat. Dalam kurun waktu 48 jam, Erdoğan menghubungi tujuh pemimpin negara kawasan, termasuk:

  • Presiden Iran Masoud Pazeshkian
  • Raja Yordania Abdullah II
  • Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman
  • Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi
  • Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif 
  • Presiden Suriah Ahmed al Sharaa
  • Dan menurut beberapa sumber seperti TRT World, ia juga berkomunikasi dengan tokoh-tokoh berpengaruh di Barat termasuk Donald Trump, Presiden Amerika Serikat.

Source: XBodrum.com

Dalam siaran resmi dari kantor presiden Turki dan dikutip oleh TRT Haber serta Anadolu Agency, Erdoğan menyampaikan beberapa point penting: 

  1. Mengecam keras serangan Israel Penjajah ke wilayah kedaulatan Iran. Ia menyebut serangan ini sebagai “provokasi brutal yang dapat menyeret beberapa negara ke perang habis-habisan.”
  2. Memperingatkan bahaya kebocoran nuklir akibat serangan yang mengenai area sekitar fasilitas Natanz dan Fordow. Meski belum ada laporan kebocoran dari International Atomic Energy Agency (IAEA), Turki menegaskan perlunya inspeksi segera untuk mencegah bencana lingkungan.
  3. Menuduh Benjamin Netanyahu sebagai biang kekacauan kawasan, Erdoğan  menyebut bahwa gaya kepemimpinan Netanyahu memperburuk relasi regional dan mengancam perdamaian global.
  4. Menyuarakan dunia internasional untuk tidak diam terhadap genosida di Palestina, dan menyindir bahwa perhatian global terhadap korban Israel Penjajah begitu cepat, tetapi sepi terhadap penderitaan warga Gaza yang telah berlangsung lebih dari 8 bulan.

Konferensi Pers Erdoğan: Seruan dari Ankara dan Langkah Nyata Turki

Pada 14 Juni 2025, Erdoğan menggelar konferensi pers terbuka di kompleks kepresidenan di Ankara. Ia menegaskan bahwa Turki tidak akan tinggal diam melihat kawasan didegradasi oleh ‘politik kekerasan satu arah.’  Dalam  pidatonya, ia menyebut: 

“Kami tidak akan membiarkan kawasan ini menjadi korban kebijakan bandit bersenjata. Turki tidak menginginkan perang, tetapi kami tidak akan membiarkan kehancuran merembet ke rumah kami.”

Lebih lanjut, Erdoğan menyatakan kekhawatirannya akan potensi gelombang pengungsi baru, terutama jika Iran, Israel Penjajah dan Lebanon sama-sama terseret dalam konflik bersenjata terbuka. Turki, yang telah menampung lebih dari 3,6 juta pengungsi Suriah, khawatir akan memburuknya krisis kemanusiaan regional.

Turki tidak hanya berhenti di pernyataan dan kecaman. Sejumlah langkah resmi telah diambil:

  1. Duta Besar Israel Penjajah dipanggil ke Ankara untuk memberikan penjelasan formal. Turki juga menyampaikan nota diplomatik protes.
  2. Pertemuan darurat Dewan Keamanan Nasional Turki digelar untuk menilai potensi ancaman dan merumuskan respons strategis jangka menengah.
  3. Menyiapkan resolusi di Organization of Islamic Cooperation / Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan PBB untuk menekan dilakukannya penyelidikan independen atas serangan tersebut dan dampaknya terhadap fasilitas nuklir sipil.
  4. Membuka jalur komunikasi tambahan dengan negara-negara kawasan, khususnya Iran, Mesir, dan Qatar, untuk membentuk poros mediasi damai.

Source: tirto.id

Di saat peluru dan drone bertebaran di langit, Turki memilih jalur diplomasi sebagai senjata utama. Di tengah tekanan internal dan regional, Erdoğan berupaya menegaskan kembali posisi Turki sebagai kekuatan penyeimbang (balancer power) khususnya di Timur Tengah.

Turki tidak memihak penuh ke salah satu blok, tetapi memilih untuk berdiri pada prinsip anti pelanggaran kedaulatan dan perlindungan terhadap korban sipil. Dalam konflik yang semakin kompleks ini, suara dari Ankara terdengar sebagai pengingat bahwa ada cara lain selain kekerasan.

Kesimpulan: Pesan dari Ankara untuk Dunia 

Dalam dinamika dunia yang penuh dengan kepentingan, di mana suara rakyat Palestina tenggelam di antara perundingan senjata, dan serangan ke Iran dibungkus dalam justifikasi keamanan nasional, Turki berdiri tegak sebagai penyeru perdamaian.

Erdoğan, melalui diplomasi telepon dan pidato yang tajam, mengirim pesan: bahwa konflik tidak akan selesai dengan rudal, melainkan hanya melalui komunikasi, keadilan, dan tekanan global yang adil terhadap semua pihak–tanpa pilih kasih. Dan mungkin, untuk sekali ini, dunia perlu mendengar suara dari Ankara lebih serius dari sebelumnya.


Penulis: Muhammad Rifal Dzakhwan
Editor: Muhammad Rangga Argadinata

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak